MAKALAH
BENCANA ALAM
Disusun Oleh :
…………………………………….
Kelas : ………………………….
…………………………………….
20……
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam apapun bentuknya memang tidak diinginkan.
Sayangnya kejadian pun terus saja ada. Berbagai usaha tidak jarang dianggap
maksimal tetapi kenyataan sering tidak terelakkan. Masih untung bagi kita yang
mengagungkan Tuhan sehingga segala kehendak-Nya bisa dimengerti, meski itu
berarti derita.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana alam.
Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami bersama
datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus direlakan, dan
itu semua bukan masalah yang mudah. Dalam arti mudah difahami dan mudah
diterima oleh mereka yang mengalami. Bayangkan saja harta yang dikumpulkan
sedikit demi sedikit, dipelihara bertahun-tahun lenyap seketika.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah – masalah dalam
makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa
devinis bencana alam itu ?
2.
Apa
saja klasifikasi bencana alam itu ?
3.
Apa
saja macam – macam bencana alam di sekitar kita kita dan cara mengatasinya ?
4.
Apa
saja dampak yang terjadi akibat bencana alam itu ?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan
devinisi bencana alam.
2.
Menjelaskan
klasifikasi benacana alama.
3.
Menjelaskan
macam – macam bencana alam di sekitar kita kita dan cara mengatasinya.
4.
Menjelaskan
dampak yang terjadi akibat bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Devinisi Bencana Alam
Bencana alam adalah
konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti
letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat
diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala
alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun,
hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.
Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul
bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian,
aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa
ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni.
Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena
peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan
manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya
sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai
peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat
manusia.
Namun demikian pada
daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta
memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak
akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki
ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan
bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur
untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang
hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah
penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang
cukup.
2.2 Klasifikasi Bencana alam
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam
bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis
adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam
klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan
oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir,
badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami
hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun
pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya
dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).
3.
Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di
luar angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit
mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi
penduduk bumi.
2.3 Contoh Bencana Alam Di
Sekitar Kita
1. Banjir
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak
diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam
wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana.
Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga
daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Jenis-Jenis Banjir
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang Menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan
menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
a. Banjir Sungai
b. Banjir Danau
c. Banjir Laut pasang
Penyebab Terjadinya
Banjir
Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut
:
Dampak Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup berupa:
e.
Timbulnya penyakit-penyakit
Cara Mengantisipasi
Banjir
Untuk
mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya
adalah :
1.
membersihkan
saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan
terjadinya banjir.
2.
mengeruk sungai-sungai
dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
3.
membangun
rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa)
sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
4.
tidak
mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan
air.
5.
tidak
menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap
air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat
diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula
dapat menyebabkan tanah longsor.
2. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai
dari yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Gempa bumi
biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Beberapa gempa
bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi.
Gempa
bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk diperkirakan
kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala alam ini sifatnya
seolah-olah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat seperti ini, ketika
usaha-usaha untuk memperkirakan masih belum menampakkan hasil, maka usaha yang
paling baik dalam mempersiapkan diri dengan cara mengatasi bencana alam ini
adalah dengan mitigasi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi.
Mengantisipasi Gempa Bumi
Antisipasi
yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara
menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran
dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
a.
Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar
masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi
sewaktu-waktu.
b.
Meletakkan barang-barang yang berat di tempat
yang stabil dan tidak tergantung.
c.
Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas
serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat terjadi gempa
1)
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak,
jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang
mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung
yang mungkin akan jatuh menimpa.
2)
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau
carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan
memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan
bangunan masih dapat terjadi.
3)
Jika berada di tengah keramaian: janganlah
turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik
mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan
runtuhan.
4)
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya
mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar
bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi,
dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
5)
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan
kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu.
Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah
berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang membentang,
sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
1)
Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari
pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
2)
Periksalah apakah kamu mendapat luka yang
memerlukan perawatan segera.
3)
Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah
terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan
jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
4)
Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada
bangunan kamu.
5)
Dengarkan informasi melalui televisi, radio,
telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
6)
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya
gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
3. Tsunami
Tsunami adalah ombak yang sangat
besar yang menyapu daratan akibat adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda
besar/cepat di laut, angin ribut, dan lain sebagainya. Sunami sangat berbahaya
karena bisa menyapu bersih pemukiman warga dan menyeret segala isinya ke laut
lepas yang dalam.
Adapun
langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai berikut.
1.
Menyiapkan tas darurat yang berisi
keperluan-keperluan mengungsi selama tiga hari seperti makanan, pakaian,
suratsurat berharga atau obat-obatan.
2.
Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama
seperti saat terjadinya gempa.
3.
Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak
biasa. Apabila kita peka sebenarnya alam telah memberikan tanda-tanda sebelum
terjadinya tsunami.
Beberapa
petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.
1.
Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat
adanya pergeseran lapisan tanah.
2.
Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke
tengah
3.
Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas
laut seperti bau amis.
4.
Burung-burung laut terbang dengan kecepatan
tinggi menuju daratan.
Gunung
meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti
debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar dingin, magma,
dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi
korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi
dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi
yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi
sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Ciri-ciri gunung berapi akan
meletus
1)
Gunung berapi yang akan meletus
dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
2)
Suhu di sekitar gunung naik.
3)
Mata air menjadi kering
4)
Sering mengeluarkan suara gemuruh,
kadang disertai getaran (gempa)
5)
Tumbuhan di sekitar gunung layu
6)
Binatang di sekitar gunung
bermigrasi.
Tanah
longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan gejala
alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan
lereng suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor
terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama
gunung atau bukit. Pada dasarnya sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan
daerah perbukitan atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Lahan atau
lereng yang kemiringannya melampaui 20° umumnya berbakat untuk bergerak atau
longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring berpotensi untuk
longsor.
Secara
garis besar faktor penyebab tanah longsor sebagai berikut:
a.
Faktor alam
1)
Kondisi geologi antara lain batuan lapuk,
kemiringan lapisan tanah, gempa bumi dan letusan gunung api.
2)
Iklim yaitu pada saat curah hujan tinggi.
3)
Keadaan topografi yaitu lereng yang curam.
b.
Faktor manusia
1)
Pemotongan tebing pada penambangan batu di
lereng yang terjal
2)
Penimbunan tanah di daerah lereng.
3)
Penebangan hutan secara liar di daerah lereng.
4)
Budidaya kolam ikan di atas lereng.
5)
Sistem drainase di daerah lereng yang tidak
baik.
6)
Pemompaan dan pengeringan air tanah yang
menyebabkan turunnya level air tanah.
7)
Pembebanan berlebihan dari bangunan di kawasan
perbukitan.
2.4 Dampak Bencana Alam
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah
atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan
dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan
ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah
"alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya
atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga
tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam
bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi
mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya
tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang
juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada
disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience).
Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
Bencana
berarti juga terhambatnya laju pembangunan. Berbagai hasil pembangunan ikut menjadi
korban sehingga perlu adanya proses membangun ulang. Kehidupan sehari-hari juga
menjadi tersendat-sendat. Siswa yang hampir menempuh ujian terpaksa berhenti
bersekolah. Kenyataan seperti ini berarti pula muncul kemungkinan kegagalan di
masa mendatang. Pemenuhan kebutuhan seharihari juga menjadi sulit padahal
penggantinya juga tidak bisa diharapkan segera ada.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Bencana alam adalah konsekuensi dari
kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang
baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang
keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya
tahan mereka.
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Bencana alam geologis
2.
Bencana alam klimatologis
3.
Bencana alam ekstra-terestrial
Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan
individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri
peradaban umat manusia.
Banyak masalah yang berkaitan dengan bencana
alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang paling sering harus dialami
bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan manusia terpaksa harus
direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah. Dan juga terhambatnya laju
perekonomian daerah tersebut.